Menu Close

Budidaya Belut Sawah dengan Lahan Minimal Keuntungan Maksimal

Usaha ternak sejak dulu memang menjanjikan keuntungan. Tentu saja bukan tanpa alasan. Budidaya hewan yang menjadi sumber pangan dinilai sangat prospektif. Salah satu jenis ternak yang saat ini memiliki nilai jual adalah ternak belut sawah.

Bagi sebagian orang, belut mungkin terluhat sebagai hewan yang menjijikkan. Namun jangan salah. Belut memiliki rasa daging yang khas. Yaitu perpaduan antara gurih, lembut dan sedikit manis. Bagi pecinta daging belut, sepertinya tak mudah menggeser kenikmatan rasa sajian berbahan dasar belut.

Selain itu, belut memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Kandungan protein dan zat besi pada belut sangat baik untuk mendukung penyerapan nutrisi. Bahkan anak-anak yang seda ada di masa pertumbuhan sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi daging belut secara rutin. Karena dapat mengoptimalkan tumbuh kembang otak.

Cara Ternak Belut di Lahan Terbatas

Sebetulnya ada dua jenis belut. Pertama adalah belut sawah, yang terkenal dengan ketebalan dagingnya. Dan jenis lainnya adalah belut tambak. Di pasaran belut sawah lebih banyak dicari. Karena belut jenis ini memiliki peminat yang lebih tinggi. Selain dagingnya lebih gurih dan tebal, belut sawah tidak seamis belut tambak.

Dari segi harga pun berbeda. Belut sawah memiliki daya jual yang lebih tinggi begitu pula dengan harganya. Tak heran, jika bisnis ini cukup menjanjikan keuntungan.

Ternak belut sawah terbilang cukup mudah. Tak perlu lahan yang luas untuk memelihara hewan licin ini. Hampir dengan memelihara lele. Belut dapat ditempatkan pada bak semen, drum, maupun kolam terpal.

Selain kolam, diperlukan juga media tumbuh. Media ini sengaja dibuat agar menyerupai habitatnay di sawah.  Untuk mendapatkannya bisa dengan membuat sendiri dengan campuran beberapa bahan. Sepertu humus, lumpur sawah, gambut hingga mikroba dekomposer.

Setelah menyiapkan tempat bertumbuhnya, saatnya untuk memilih bibit. Lagi-lagi, pemilihan bibit belut juga mirip dengan bibit lele. Memilih bibit belut yang berasal dari tangkapan akan lebih baik. Namun, perlu dilakukan karantina terlebih dahulu setidaknya 1-2 hari. Ini untuk membantu belit beradaptasi.

Sebelum disebar, bibit belut harus dibiarkan dikolam dengan air mengalir. Nah, sebagai catatan, semasa karantina belut harus diberi makanan khusus. Yaitu campuran kocokan telur. Terbilang unik ya?

Setelah masa karantina usai, saatnya belut disebar ke kolam khusus yang telah disiapkan. Waktu yang paling tepat adalah sore hari. Waktu ini sengaja dipilih untuk meminimalisir kemungkinan belut stress.

Hal lain juga harus diperhatikan dengan ekstra adalah cara pemberian makan untuk belut. Belut membutuhkan banyak makanan karena belut termasuk hewan yang rakus. Jadi  jangan sampai telat untuk memberi pakan ya. Pakan yang dibutuhka setiap harinya adalah sekitar 5-20% dari bobot belut. Dan jumlah ini akan terus ditingkatkan seiring dengan bertambahnya usia belut.

Belut yang dipelihara di ruang terbuka sebaiknya diberi pakan di sore dan malam hari. Dalam sehari, pemberian makan bisa dilakukan sebanyak 2 kali. Setelah 3 bulan berjalan, maka belit sudah mulai bisa dipanen.

Keuntungan Budidaya Belut yang Cukup Lumayan

Saat ini permintaan akan daging belut terus meningkat. Apalagi sudah banyak sekalin olahan belut yang mulai disukai oleh masyarakat. Sehingga budidaya belut ini bisa menjadi peluang usaha bagi yang ingin mulai usaha ternak pangan. Dan bagi yang ingin tahu informasi lebih banyak lagi, bisa melihat di zonaternak.com.

Jika melihat dari segi ekonomi, keuntungan budidaya belut tak bisa dianggap remeh. apabila dihitung secara kasar saja, untuk satu kilo bibit belut yang disebar, bisa menghasilkan 6 kilo belut siap panen. Dengan perawatan yang mudah, tentu cukup menggiurkan bukan?